Konfigurasi Sistem Distribusi Tegangan Menengah

Sistem distribusi tegangan menengah secara umum hanya memiliki 2 konfigurasi dasar, yaitu konfigurasi radial dan konfigurasi loop.

Konfigurasi Radial

Konfigurasi radial hanya memiliki satu pasokan tenaga listrik sehingga akan terjadi pemadaman (blackout) secara menyeluruh jika terjadi gangguan.

Konfigurasi Loop

Konfigurasi loop memiliki pasokan tenaga listrik cadangan sehingga pemadaman dapat diminimalisir atau dihindari jika terjadi gangguan.

Gambar 1 Konfigurasi Dasar Sistem Distribusi Tegangan Menengah


Sistem distribusi tegangan menengah juga memiliki 6 konfigurasi yang dibuat berdasarkan konfigurasi dasar tersebut sesuai dengan tujuannya, yaitu konfigurasi tulang ikan, konfigurasi kluster, konfigurasi spindel, konfigurasi fork, konfigurasi spotload, dan konfigurasi grid.

Konfigurasi Tulang Ikan

Konfigurasi tulang ikan merupakan tipikal konfigurasi SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah) yang beroperasi secara radial. Konfigurasi tulang ikan mengurangi luas wilayah pemadaman dengan cara mengisolasi wilayah yang mengalami gangguan menggunakan DS (Disconnecting Switch) berupa PTS (Pole Top Switch) atau ABSw (Air Break Switch) dengan koordinasi relai (relay) atau sistem SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition). Pada konfigurasi ini, recloser dipasang pada saluran utama dan sectionalizer dipasang pada saluran cabang.

Gambar 2 Konfigurasi Tulang Ikan


Konfigurasi Kluster

Konfigurasi kluster merupakan konfigurasi SUTM dengan tipikal loop yang beroperasi secara radial. Pada konfigurasi ini, saluran di tengah adalah penyulang cadangan (standby feeder) dengan luas penampang konduktor yang besar.

Gambar 3 Konfigurasi Kluster


Konfigurasi Spindel

Konfigurasi spindel secara umum digunakan pada SKTM (Saluran Kabel Tegangan Menengah). Konfigurasi spindel memiliki 2 jenis penyulang, yaitu penyulang operasi (working feeder) dan penyulang cadangan. Penyulang cadangan tidak dibebani dan berfungsi sebagai pasokan tenaga listrik cadangan jika pada penyulang operasi terjadi gangguan.

Pada konfigurasi spindel dengan 2 penyulang, faktor pembebanan hanya sebesar 50%. Jumlah maksimum penyulang pada konfigurasi spindel adalah 6 penyulang operasi dan 1 penyulang cadangan sehingga faktor pembebanan penuh konfigurasi spindel adalah sebesar 85%. Ujung-ujung penyulang pada konfigurasi spindel berakhir pada gardu hubung dengan kondisi penyulang operasi adalah NO (Normally Open) dan kondisi penyulang cadangan adalah NC (Normally Close).

Gambar 4 Konfigurasi Spindel


Konfigurasi Fork

Konfigurasi fork memungkinkan 1 gardu distribusi dipasok oleh 2 penyulang yang berbeda dengan waktu pemadaman yang sangat singkat. Jika pada penyulang operasi terjadi gangguan, gardu distribusi dapat dipasok oleh penyulang cadangan secara efektif dalam waktu yang sangat singkat dengan menggunakan ACOS (Automatic Change Over Switch). Pencabangan dapat dilakukan dengan sadapan tee-off dari SUTM atau SKTM melalui gardu distribusi.

Gambar 5 Konfigurasi Fork


Konfigurasi Spotload

Konfigurasi spotload memiliki beberapa penyulang yang beroperasi secara paralel dari sumber atau gardu induk dan berakhir pada gardu distribusi. Konfigurasi spotload digunakan jika beban melampaui KHA (Kemampuan Hantar Arus) konduktor. Salah satu dari penyulang pada konfigurasi spotload berfungsi sebagai penyulang cadangan untuk mempertahankan kontinuitas penyaluran tenaga listrik. Konfigurasi ini harus dilengkapi dengan gardu hubung dan relai arah (directional relay).

Gambar 6 Konfigurasi Spotload


Konfigurasi Grid

Konfigurasi grid memungkinkan pasokan tenaga listrik dari berbagai arah ke titik beban. Konfigurasi grid memiliki proses pengoperasian yang rumit dan secara umum digunakan pada daerah padat beban tinggi dan pelanggan-pelanggan khusus.

Gambar 7 Konfigurasi Grid


Sistem distribusi tegangan menengah juga memiliki konfigurasi lain selain konfigurasi di atas yang dapat digunakan sebagai alternatif, yaitu konfigurasi struktur garpu, konfigurasi struktur bunga, dan konfigurasi struktur rantai.

Konfigurasi Struktur Garpu Dan Bunga

Konfigurasi struktur garpu dan bunga digunakan jika lokasi beban jauh dari gardu induk atau pembangkit listrik.

Gambar 8 Konfigurasi Struktur Garpu


Gambar 9 Konfigurasi Struktur Bunga


Konfigurasi Struktur Rantai

Konfigurasi struktur rantai digunakan pada daerah yang luas dengan pusat beban yang saling berjauhan.

Gambar 10 Konfigurasi Struktur Rantai


Referensi:

PT PLN (Persero). (2010). Buku 1: Kriteria Disain Enjinering Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik. Jakarta Selatan: PT PLN (Persero).



Komentar

Postingan Populer

Sumber Bebas Dan Sumber Tidak Bebas

Pendekatan Dioda